Jumat, 14 Desember 2012


Siginjai II : Airport Emergency Exercise di Bandara Sultan Thaha Jambi

Bandara Sultan Thaha Jambi berhasil mencatat waktu tanggap darurat (Emergency Response Time) selama 2.3 menit dalam simulasi dengan kode operasi “Siginjai II Airport Emergency Exercise (AEE) pada Kamis, 6 Desember 2012. Waktu tersebut telah memenuhi toleransi maksimal yang diberikan International Civil Aviation Organization (ICAO), yaitu selama 3 menit. Emergency Response Time adalah toleransi waktu yang diberikan bagi kendaraan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) untuk mencapai lokasi kejadian untuk kali pertama setelah alarm tanda bahaya (Crash Bell) berbunyi.

Direktur Operasi Kebandarudaraan & para tamu undangan

Dalam latihan tersebut diskenariokan sebuah peristiwa kecelakaan sebuah pesawat yang berasal dari Jakarta ke Bandara Sultan Thaha Jambi mengalami Crash Landing. ”Kecelakaan” tersebut disebabkan oleh terjadinya Tire Bursh (ban pecah) sehingga pesawat dengan nama Walet Airlines” tersebut mengayun kesebelah kanan dan engine-nya sekaligus menyentuh Runway sehingga menimbulkan percikan api dan terbakar. Akibat dari peristiwa ini sebanyak 30 penumpang mengalami luka berat, 25 penumpang luka ringan, 5 penumpang pingsan,  4 orang meninggal dunia, dan 96 penumpang berhasil diselamatkan.

The Scenery of Exercise

Airport Emergency Exercise merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh bandara dan wajib dilakukan sekurangnya sekali dalam kurun dua tahun dengan tujuan untuk mengevaluasi kesiagaan baik peralatan maupun kesiapan seluruh pihak terkait yang ada di sebuah bandar udara. Selain itu dituntut pula kesigapan dalam beraksi maupun berkoordinasi berbagai pihak dalam menanggulangi kondisi darurat yang terjadi.


Fire & Fighting Rescue of Sultan Thaha Jambi Airport in action

Target utama dari penanggulangan kondisi darurat adalah menyelamatkan nyawa seluruh penumpang dan awak kabin sebanyak mungkin. Target lainnya adalah semaksimal mungkin meminimalisir dampak lainnya yang ditimbulkan baik materiil maupun non-materiil. Karena itu, meski sifatnya latihan, seluruh personel yang terlibat di dalam kegiatan ini harus total memerankan fungsinya yang melibatkan instansi terkait lain seperti Otoritas Penerbangan, CIQ, SAR Provinsi Jambi, TNI, Polri, Rumah Sakit, Maskapai Penerbangan, Pemerintah Daerah, serta instansi lainnya. (#4)



Siginjai II: Airport Emergency Exercise at Sultan Thaha Jambi Airport

Sultan Thaha Jambi Airport was recorded Emergency Response Time for 2.3 minutes in the simulation of Airport Emergency Exercise (AEE) with operation code "Siginjai II" on December 6th, 2012. Sultan Thaha Jambi Airport was successfully fulfilled maximum time tolerance for  3 minutes which given by the International Civil Aviation Organization (ICAO). Emergency Response Time is the time tolerance which given to Fire and Fighting Rescue team to reach the scene for the first time after the Crash Bell rings.

In practice scripted an accident a plane from Jakarta to Sultan Thaha Jambi Airport was poor landing. The "Accident" is caused by the Flat Tire, so that the aircraft with the name "Swallow Airlines" swinging to the right and the engine touched to runway causing sparks and flames. As a result of the ‘incident’, 30 passengers injured, 25 passengers slightly injured, 5 passengers fainted, 4 people died, but 96 passengers rescued.

Airport Emergency Exercise is one of the obligations to be fulfilled by all airports and must be done at least once in the two years. The aim of exercise is to evaluate the readiness both of equipment and all parties involved at the airport. In addition, it’s also required alertness and coordinating between various agencies in engaging to emergency situations.

The main objective of the Airport Emergency Exercise is to save lives of passengers and crew members as much as possible. Other objectives are to minimize other material and non-material impacts. Therefore, despite only just exercise, all personnel who involved in this activities should totally play as their role which involving other relevant agencies such as the Aviation Authority, CIQ, Search and Rescue of Province of Jambi, TNI, Police, Hospitals, Airlines, Local Government, etc. (#4)

Kamis, 13 Desember 2012


Kunjungan Kerja Bapak Roberto Kobeh Gonzales
President ICAO Ke Indonesia

Dengan tujuan pertukaran gagasan dan meningkatkan kemajuan penerbangan sipil  Indonesia terutama dibidang keselamatan dan keamanan, Presiden ICAO Roberto Kobeh Gonzales melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada tanggal 28 sampai dengan 30 November 2012 kemarin.

Pada kunjungan kali ini, delegasi  Indonesia berkesempatan untuk memaparkan kemajuan terkini penerbangan sipil  Indonesia dan rencana pengembangan Bandar Udara. Selama kunjungannya, Presiden ICAO didampingi oleh Atase Perhubungan RI untuk Kanada/ Perwakilan Indonesia di ICAO.

Mr. Roberto Kobeh Gonzales & Mr. Tri S. Sunoko

PT Angkasa Pura II (Persero) memanfaatkan kesempatan ini untuk mensosialisasikan rencana-rencana kedepan terkait  pengembangan bandara-bandara dibawah pengelolaan PT Angkasa Pura II (Persero) serta kepedulian terhadap "Safety, Security, Service and Compliance" atau biasa disebut dengan "3SIC". Diskusi antara Bapak Tri S. Sunoko dan Mr Roberto Kobeh Gonzales bertempat di  ruangan VIP Bandara International Soekarno-Hatta.

ICAO atau International Civil Aviation Organization merupakan organisasi penerbangan International yang kantor pusatnya berlokasi di  kota Montreal-Kanada. Sebagai salah satu badan dari organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa, ICAO berperan dalam pengembangan penerbangan sipil global dengan mengutamakan aspek keselamatan. ICAO berwenang menetapkan standard dan aturan-aturan yang harus diterapkan dan dibutuhkan dalam kerangka keselamatan penerbangan, keamanan, efisiensi dan regulasi serta perlindungan terhadap kawasan penerbangan.  Organisasi ini memiliki 191  anggota dan telah berdiri semenjak tahun 1944. (ALX)


The Working Visits of Mr. Roberto Kobeh Gonzales
The President of ICAO to Indonesia

Purposing on ideas exchange and the development of civil aviation in Indonesia, especially safety and security aspects, Mr Roberto Kobeh Gonzales the President of ICAO conducted the working visits on 28 until 30 of November 2012.

On this occasion, Indonesia delegations had an opportunity to explain about the newest information of Indonesia Civil  Aviation and airports developments.  For the visits,  President of  ICAO were accompanied by Indonesia’s Transportation attaché for Canada/ Indonesia representative at ICAO.

PT Angkasa Pura II (Persero) has taken the advantages of this opportunity  to inform the future planning of the airports development under the management of PT Angkasa Pura II (Persero) as well as the concern of management to "Safety, Security, Service and Compliance" aspects which well known as "3SIC." The discussion taken place at VIP building at  Soekarno-Hatta International Airport.

ICAO or International Civil Aviation Organization  is specialized agency of the united nations which the headquarter located on Montreal-Canada. Its main role are sets standards and regulations necessary for aviation safety, security, efficiency and regularity, as well as for aviation environmental protection. The Organization serves among its 191 Member States and has been established since 1944. (ALX)