Proyek Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta
Mulai Dilakukan
JAKARTA—PT Angkasa Pura II (Persero) mulai menggarap proyek pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Sejumlah pekerjaan fisik tahap awal (persiapan) dalam rangka merealisasikan Grand Design Soekarno-Hatta tengah dilakukan saat ini. Pekerjaan-pekerjaan itu meliputi antara lain pelebaran akses utama (P1 dan P2) dari menuju terminal penumpang, penambahan apron, membuat high speed rapid exit taxyway, serta menambah kapasitas boarding lounge Terminal 1A dan 1B, dll.
”Ini adalah bagian dari program jangka pendek perealisasian grand design yang dilakukan pada tahun 2011 dan 2012, yaitu membangun sarana-sarana penunjang pelaksanaan pengembangan Soekarno-Hatta. Bisa dikatakan, ini program pendahuluan atau persiapan sebelum pengembangan infrastruktur jangka panjang secara total dilakukan,” ungkap Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S Sunoko usai Rapat Dengar Pendapata dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu, 8 Februari 2012.
Pengembangan infrastruktur tahap jangka panjang yang dimaksudkan adalah melakukan optimalisasi dua landasan pacu (runway) dan revitalisasi tiga bangunan terminal penumpang yang ada untuk meningkatkan kapasitas baik pergerakan pesawat maupun penumpang. Optimalisasi landasan pacu akan mendongkrak kemampuan pelayanan sisi udara dari 52 pergerakan per jam menjadi 72 pergerakan per jam. Langkah-langkah yang dilakukan adalah membuat high speed exit taxiwaydan taxiway penghubung (east cross connection taxiway) antara Runway 1 dan Runway 2 pada sisi timur bandara. Kemudian untuk meningkatkan kapasitas parkir dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat, dilakukan pembangunan apron tambahan.
Sepanjang tahun 2011, total pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 358 ribu pergerakan take-off dan landing. Melalui optimalisasi dua runway tersebut, Soekarno-Hatta akan mampu melayani sebanyak 316.820 pergerakan per tahun. ”Kapasitas pelayanan hingga 623.420 pergerakan per tahun akan dicapai jika Soekarno-Hatta memiliki tiga runway, dan itu akan bisa mengantisipasi pertumbuhan setidaknya hingga tahun 2030,” ungkap Tri Sunoko.
Sementara itu, optimalisasi dan revitalisasi terminal penumpang akan menambah kapasitas dari 22 juta penumpang per tahun (JPT) menjadi 62 JPT. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan memaksimalisasi kapasitas Terminal 1 dan 2 dari 18 juta penumpang saat ini menjadi 37 juta penumpang dengan memperluas area terminal dan mendirikan bangunan penghubung (integrated building) di antara keduanya. Disusul kemudian mengembangkan Terminal 3 dari kapasitas 4 juta menjadi 25 juta penumpang.
Pada 2010, penumpang Soekarno-Hatta tercatat telah mencapai 44,3 juta pergerakan. Kemudian pada akhir 2011 meningkat menjadi 51,5 juta pergerakan. ”Jika mengacu pada pertumbuhan yang terjadi dengan sangat cepat tersebut, menurut prediksi kami pada 2014 mendatang angka 62 juta penumpang akan tercapai. Karena itu, runwayketiga dan terminal keempat saat ini menjadi kebutuhan yang sangat strategis untuk direalisasikan,” papar Tri Sunoko.
Tri Sunoko menambahkan, pada awalnya pembangunan runway ketiga dan terminal empat merupakan sebuah pilihan. Namun melihat tren pertumbuhan yang terjadi di Soekarno-Hatta, pembangunan runway ketiga dan terminal empat berubah menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Pembangunan runway baru yang akan menjadi runway ketiga serta terminal penumpang keempat tersebut sedianya akan menambah kapasitas Bandara Soekarno-Hatta menjadi 87 JPT.
Pada sektor pelayanan jasa angkutan barang, akan dilakukan relokasi area kargo untuk meningkatkan kapasitas dari 500 ribu ton per tahun menjadi 1,5 juta ton per tahun. Saat ini, pergerakan angkutan barang yang dilayani Unit Bisnis Pengelolaan kargo (UBPK) Bandara Soekarno-Hatta mencapai 504 ribu ton per tahun.
Proyek 2012
Pada tahun 2012 ini, Tris Sunoko melanjutkan, pekerjaan fisik lain yang tengah dilakukan PT Angkasa Pura II adalah merevitalisasi jalan akses utama dari dan menuju terminal (P1 dan P2), yaitu dengan menambah badan jalan dari dua lajur menjadi masing-masing tiga lajur sepanjang sepanjang 5,5 kilometer. Disusul kemudian melakukan pekerjaan-pekerjaan persiapan yang meliputi pembangunanbasecamp, pembuatan jalan akses proyek, pembuatan area parkir sementara, serta pembangunan fasilitas pengganti. Selanjutnya, pembangunan fisik terminal kargo, pembangunan area komersial dan integrated building, serta east connection corss taxiway juga dijadwalkan untuk dilakukan tahun 2012 ini.
”Kami mohon dukungan seluruh pihak, insya Allah pertengahan 2012 ini kita akan lakukan ground breaking proyek pengembangan total Soekarno-Hatta,” jelas Tri Sunoko. Menurutnya, prosesi ground breaking tersebut akan ditandai dengan pembangunan fisik bangunan Terminal 3. Meski sebenarnya program pengembangan terminal tersebut sudah dilakukan sejak 2011 lalu, yaitu dengan membuat apron baru seluas 72.896 meter persegi dan selesai pada akhir Desember 2011. Kini, apron Terminal 3 mampu menampung hingga 20 pesawat sejenis Boeing 737 series untuk parkir.
Terkait maraknya aktivitas pekerjaan pembangunan fisik di Soekarno-Hatta ke depan, Tri Sunoko mengharapkan pengertian masyarakat pengguna jasa bandara jika terjadi penurunan kualitas kenyamanan. Hal tersebut mengingat pengembangan Soekarno-Hatta akan dilakukan tanpa menghentikan atau mengurangi kegiatan operasional yang sedang berjalan. ”Mungkin nanti akan ada banyak kendaraan proyek yang lalu lalang, kegiatan pengalihan area parkir baik umum maupun pribadi, penataan lalu lintas di sekitar maupun dalam bandara, hingga pengalihan operasi maskapai, dan lain sebagainya, kami minta dimaklumi karena ini demi menjadikan bandara yang kita banggakan menjadi lebih baik ke depan,” jelasnya.
Namun meski tingkat kenyamanan menurun, Tri Sunoko menegaskan, pihaknya akan mengupayakan agar kualitas pelayanan terhadap pengguna jasa tidak akan berkurang. Salah satu upaya yang dilakukan guna mengantisipasi turunnya kualitas pelayanan serta melakukan percepatan terhadap pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, Angkasa Pura II telah membentuk Project Management Unit (PMU). PMU adalah sebuah unit khusus yang dibentuk untuk menjalankan program-program pengembangan/pembangunan baik di Soekarno-Hatta maupun bandara lain yang berada di bawah kendali Angkasa Pura II, sehingga manajemen di kantor cabang bisa tetap fokus mengurusi operasional bandara.
”Jadi, nggak ada general manager atau kepala cabang dan jajarannya yang secara teknis ikut mengurusi proses pengembangan bandaranya. Mereka akan fokus bekerja melayani pengguna jasa secara optimal,” pungkasnya. Selain Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II juga melakukan pengembangan terhadap bandara lain, di antaranya Bandara Depati Amir, Bandara Sultan Thaha, Bandara Sultan Syarif Kasim II, Bandara Supadio, Bandara Husein Sastranegara, Halim Perdanakusuma, serta Bandara Medan Baru Kualanamu sebagai pengganti Bandara Polonia Medan.
PT Angkasa Pura II merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola sebanyak 12 bandar udara utama di kawasan Indonesia bagian barat, yaitu Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdana Kusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badarudin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Sultan Iskandar Muda (Aceh), Sultan Thaha (Jambi), serta Depati Amir (Pangkal Pinang). Selain itu, PT Angkasa Pura II juga melayani jasa pemanduan lalu lintas udara (Air Traffic Services) untu penerbangan di wilayah udara (Flight Information Region/FIR) Jakarta. (*)
Jakarta, 8 Februari 2012
PT Angkasa Pura II (Persero)
Corprorate Secretary
RP Hari Cahyono
apakah jml penumpang yg ditangani di thn 2010 sebanyak 44.3 juta, 2011 51.5 juta pax dan diperkirakan 2014 62 juta pax termasuk penumpang transit, atau hanya penumpang yang check-in di BSH ?
BalasHapusTerima kasih,
Purwoadi